Pages

Banner 468 x 60px

 

Kamis, 26 Oktober 2017

GARDU INDUK

0 komentar
GARDU INDUK

Nah mari guys untuk materi ini kita bahas tentang Gardu Induk di PLN ya guys .... :)

 


PERALATAN GARDU INDUK

Gardu Induk  adalah  suatu  instalasi  yang  terdiri
dari peralatan listrik tegangan tinggi yang berfungsi
untuk mentransfer tenaga listrik dari tegangan yang
Berbeda ,  pengukuran,  pengawasan,  pengamanan
sistem  tenaga  listrik  serta  pengaturan  daya.

Gardu Induk di PLN tergolong dari 2 Jenis Gardu Induk guys :

1.       Gardu Induk KONVESIONAL
2.       Gardu Induk GIS ( Gas Insulated Swicthgear )


         Apa sih yang dimaksud GI Konvesional ??nah passti penasaran kan ..hhe

GI. KONVENSIONAL   adalah  suatu  Gardu Induk yang   peralatan  Instalasinya  berisolasikan  udara, Bebas/isolator,  karena sebagian besar peralatannya terpasang diluar gedung ( Swicth yard ) & sebagian kecil di dalam gedung, sehingga memerlukan areal tanah yang relatif luas.Macam2 Isolator

 ini guys contoh gambar GI Konvesional :



     Nah sedangkan GIS apa dong ..kan sama GI kan ya ??nah ini penjelasannya??

Gardu Induk  GIS.  adalah  suatu Gardu Induk yang semua peralatan swicthgearnya  berisolasikan GAS SF-6 ,  karena  sebagian  besar peralatannya  terpasang didalam gedung  dan  dikemas  dalam  tabung sehingga  memerlukan areal tanah yang  jauh  lebih Kecil ( memerlukan 5,8 %  areal Konventional ) 






Read more...

Senin, 23 Oktober 2017

Rumus Elektonika Dasar

0 komentar

ELEKTRONIKA DASAR


Hallo ..guys, untuk materi hari ini mari belajar sedikit tentang elektronika ya, dan semoga materi ini bermanfaat untuk kelancaran belajar Anda :)


  • Cara menghitung " KUAT ARUS LISTRIK"

I = Q / t
       I      =  Kuat Ars Listrk ( Ampere )
       Q    = Jumlah Muatn ( Coulumb )
       t      = Waktu ( Detik )

  • Cara menghitung " DAYA "

P  = W / t 
      P    = Daya ( Watt )
      W   = Usaha ( Joule )
      t     = Waktu ( Detik )

  • Cara menghitung " Hambatan"

ρ = R . A / L
        ρ = Hambatan Jenis ( Ohm )
        R = Hambatan ( Ohm )
        A = Luas Penampang Penghantar ( m2 )
        L = Panjang Penghantar ( m )

Perlu diketahui ya guys untuk menghitung hambatan kita harus memperhatikan "Luas Penampang, Panjang Penghantar, dan Jenis Hambatan" ya guys ...karna hasilnya akan dipengaruhi dengan nilai tsb.. oke :)

"HUKUM OHM"
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial 

Rumus;
R = V / I 
I = V / R
V = I . R

    R = Hambatan ( Ohm )
    I   = Arus Listrik ( Ampere )
    V = tegangan  ( Volt )

Impedannsi 
Jumlah Hambatan secara Vektor pada Rangkaian Arus
Bolak – Balik / AC.

1. Impedansi Rangkaian Seri R & L : Z = √ R2 + XL2
2. Impedansi Rangkaian Seri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Impedansi Rangkaian Seri R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2


Kapasitas Kapasitor 
"Perbandingan Antara Besarnya Muatan"

C = q / V
      C = Kapasitas Kalor ( Coullomb / Volt )
      q = Mutan ( Coullomb )
      V = Beda Potensial ( volt )

Reaktansii Induktif 
"Hambatan yang ditimbulkan oleh kumparan /
Induktor pada arus Bolak-Ballik"

XL = ω.L
XL = 2.π.f.L 
ω = 2.π.f


Reaktansi Kapasitif 
Hambatan Yg ditimbulkan oleh kapasitor pada
Arus Bolak – Balik.

XC = 1 / ω.C 
XC = 1 / 2.π.f.C 
ω = 2.π.


Maaf ya guys ..mungkin baru sedikit yang bisa saya share ini juga sumber dari buku Catatan saya guys , atau ada yang mau nambahin silahkan ya :) semoga ini bermaanfaat ....Thanks You :)


Read more...

Rabu, 18 Oktober 2017

Contoh TELAAH STAF

0 komentar

ROUTING LINK DATA UNTUK KEPERLUAN KOMUNIKASI DATA


      BAB.1 PENDAHULUAN
            I.  LATAR BELAKANG
     Adanya GI baru Bayah untuk melayani kebutuhan konsumen PT. Semen Indonesia maka diperlukan Komunikasi untuk SAS dari RCC Cawang ke Gardu Induk Bayah agar dapat dipantau oleh Dispatcher APB DKI Jakarta & Banten.

  Agar GI Bayah dapat dipantau RCC Cawang maka perlu dipasang Link komunikasi dengan Target PLTU Pelabuhan Ratu-GI Bayah dengan menggunakan sistem SCADA.



              II.    PERMASALAHAN

Adapun permasalahan dilakukannya routing link data untuk keperluan komunikasi ACC DKI Jakarta & Banten – GI Bayah 150 KV :
v  Belum tersedianya link komunikasi dari ACC Cawang - GI Bayah 150 KV.
v  Adanya perbedaan merk dan tipe peralatan Multiplexer.



                                                                                                                     III.        PERSOALAN

Media komunikasi link data APB DKI Jakarta dan Banten yaitu menggunakan PLC dan jaringan Fiber Optic sebagai media komunikasinya, seperti yang digunakan pada saat routing link komunikasi data dari RCC Cawang – PLTU Pelabuhan Ratu.
Adapun persoalan saat routing link komunikasi data yaitu Link komunikasi yang sudah tersedia tersegmentasi SUTT Bogor Baru–Ciawi, SUTT Ciawi – Cibadak, SUTT Cibadak Pelabuhan Ratu, SUTT Pelabuhan Ratu - Bayah sesuai link yang tersedia di ruas komunikasi transmisi.

                                                                                                   IV.        PRA ANGGAPAN

Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan link komunikasi data RCC Cawang – Gardu Induk Bayah 150 KV  dapat dilakukan pilihan sebagai berikut :
1.    Routing Link menggunakan Link ICON+
2.    Routing Link menggunakan Link OPGW dengan media Multiplexer.
Dalam kebutuhan Link Komunikasi data membutuhkan teknologi yang handal dalam kecepatan, kinerja maupun kapasitasnya oleh karena itu dalam Routing Link Data ini menggunakan Link OPGW dengan media Multiplexer karena teknologi ini lebih handal dari pada menggunakan Link ICON serta menghemat biaya karena figur optik yang digunakan direct/langsung lurus antar kedua sisi antara GI Bayah-Pelabuhan Ratu .
Dengan Strategi ini diharapkan untuk routing link komunikasi data dari RCC Cawang – GI Bayah 150 KV dapat terpenuhi dan selesai pada jangka waktu yang telah ditentukan.



          V.        FAKTA YANG MEMPENGARUHI

Beberapa fakta yang mempengaruhi saat Routing Link Komunikasi Data RCC Cawang – Gardu Induk Bayah 150 KV :

1.    Telah terpasang Multiplexer di RCC Cawang, GI Bogor Baru, Ciawi, Cibadak, PLTU Pelabuhan Ratu.
2.    Adanya perbedaan Multiplexer yaitu di RCC Cawang - GI Bogor Baru menggunakan MUX ORION, sedangkan di GI Bogor Baru – Ciawi – Cibadak  - Pelabuhan Ratu – Bayah menggunakan MUX AREVA DXC5000.
3.    Tersedianya Link OPGW RCC Cawang – Pelabuhan Ratu.



BAB II PEMBAHASAN

Sub bidang Telekomunikasi SCADA APB DKI Jakarta dan Banten bertanggung jawab atas seluruh jaringan Telekomunikasi yang ada di wilayah Jakarta dan Banten, guna mendukung sistem SCADA dalam pengawasan, pengontrolan, pengumpulan data serta permasalahan maupun pengembangan yang ada pada jaringan komunikasi SCADA,maka dalam makalah ini pembahasan dibatasi pada Routing Link Data dari RCC DKI Jakarta & Banten – GI Bayah 150 KV.
1.1 . Routing Link Komunikasi Data RCC Cawang – GI Bayah 150 KV.
Link komunikasi RCC Cawang – GI Bogor Baru menggunakan link komunikasi via Multiplexer (MUX) ORION back to back ke MUX DXC5000 arah GI Ciawi sedangkan Link Komunikasidari Ciawi - Cibadak – Pelabuhan Ratu – Bayah menggunakan MUX AREVA DXC5000, untuk routing link komunikasi menggunakan MUX dilakukanlah uraian pekerjaan sebagai berikut :

  1. Melakukan cross connect MUX ORION GI Bogor Baru back to back ke MUX AREVA DXC5000 arah GI Ciawi untuk link  komunikasi data RCC Cawang – GI Bayah 150 KV.
  2. Melakukan cross connect MUX AREVA DXC5000 di GI Pelabuhan Ratu back to back ke MUX AREVA DXC5000 GI Bayah 150 KV.
  3. Uji point to point MUX Bogor Baru – Ciawi, Ciawi – Cibadak, Cibadak – PLTU Pelabuhan Ratu.
  4. Melakukan pengujian sinyal sending dan receive dengan menggunakan alat selective level meter dan sinyal generator.






1.2. Skema Back To Back Line Komunikasi RCC CAWANG  –  GI      BAYAH
   






1.3.        Cross Connect MUX AREVA DXC5000
Cross connect yaitu istilah dari pengalamatan atau mapping yang dilakukan baik antar Time Slot E1 to Time Slot E1, Time Slot E1 to EM maupun EM to EM. Ada dua cara yang dapat dilakukan pada saat melakukan cross connect yaitu secara hardware dan secara software.  Cross connect yang dilakukan pada saat routing line komunikasi Bogor Baru – PLTU Pelabuhan Ratu yaitu menggunakan cross connect software dengan tujuan agar dapat mempermudah dalam melakukan pengujian dan investigasi permasalahan yang memungkinkan dapat terjadi pada saat routing line dilakukan.
a.    Cross Connect secara Software

b.   

Cross Connect secara Hardware
                        
                         
                                           
1.4.        Uji Point To Point MUX AREVA DXC5000
Seteleh dilakukan cross connect untuk back to back di GI Ciawi dan Cibadak kemudian dilakukan pengujian point to point antar multiplexer, pegujian point to point dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu level generator dan selective level meter, cara pengujiannya yaitu dengan menginjeksi level dengan frequensi tertentu pada port EM terminal TX multiplexer GI Bogor Baru kemudian terima pada port EM terminal RX multiplexer GI Ciawi, GI Ciawi – GI Cibadak, GI Cibadak -  PLTU Pelabuhan Ratu - Bayah dan sebaliknya.


1.5.         Alat Uji Selective Level Meter dan Level Generator
         Berikut adalah gambar level generator dan selective level meter yang digunakan untuk melakukan pengujian kirim terima level signal pada multiplexer, dengan menginjek sisi TX pada salah satu port VF/EM dengan menggunakan level generator, dan terima disisi RX lawan dengan menggunakan selective level meter. Pada saat melakukan kirim terima level signal ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu alokasi time slot E1 yang  di cross connect pada port vf/em di kedua sisi harus searah.

       Alokasi port yang digunakan untuk keperluan link komunikasi data GI Bayah ke RCC yaitu menggunakan port 5 vf/em  pada mux orion di sisi RCC dan di GI Bayah menggunakan port 1 vf/em pada mux areva DXC5000, jika alokasi port sudah ditentukan di kedua sisi maka pengujian kirim terima level signal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.    Injek pada terminal TX port 5 vf/em mux orion disisi RCC menggunakan leve;l generator dengan frequensi 2800 kHz dan level -14 dB
2.    Kemudian terima pada termimal RX port 1 vf/em mux areva DXC5000 disisi GI Bayah menggunakan selective level meter dengan frequensi 2800 kHz, jika level signal yang diterima disisi GI Bayah sebesar -14 dB maka link komunikasi tersebut sudah baik, dan dapat diintegrasikan.

      ITEM PENGUJIAN
SETTING PENGIRIMAN
   STANDAR PENERIMAAN
 DATA 1    
(2800 Hz, -14 dB,Z=600)
-14 dB 



                  
Tabel 1.1 Pengujian Selective Meter






                  Gambar 1.1 Gambar Level Generator Dan Selective Level Meter.

3.    Pengujian modem to modem
Sebelum melakukan pengujian, disesuaikan terlebih dahulu setting modem antara di master station dengan yang di GI Bayah150 kV. Jika setting modem sudah sesuai, dilakukan pengujian link komunikasi (BER Test) ke master station ke modem GI  Bayah 150 kV.

Gambar 1.2. Setting modem dan hasil BER-Test modem di Master station arah GI Bayah 150 kV

     Berdasarkan hasil pengujian BER Test tersebut, diperoleh hasil Error count = 0 yang artinya link tersebut bagus.


BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

Dengan telah dilakukannya routing link komunikasi data dari ACC Cawang – GI Bayah menggunakan media Multiplexer, maka GI Bayah dapat dipantau oleh Dipatcher ACC Cawang.


                         TINDAKAN YANG DISARANKAN

  1. Melakukan pemeliharaan rutin Multiplexer
  2. Adanya Link Komunikasi Data Back up setiap SAS/RTU Gardu Induk.


REFERENSI

  1. IK Pemeliharaan  MUX DXC500 APB DKI Jakarta dan Banten.
  2. Manual book SCADATEL APB DKI Jakarta dan Banten.
  3. Manual book MUX AREVA DX5000
  4. Manual book ORION TELCOM NETWORK INC.

LAMPIRAN
                                                         




Keterangan:
 
            TX                   : Transmite
            RX                   : Receive
            Mux                 : Multiplexer
            Orion/Alstom   : Merk multiplexer

   Dengan adanya perbedaan merk Multiplexer di GI Bogor Baru cross connect dilakukan secara Hardware antara Multiplexer ORION dengan Multiplexer ALSTOM arah GI Ciawi secara silang TX ORION diterima RX ALSTOM dan sebaliknya karena bahasa yang diterjemahkan oleh Multiplexer ORION berbeda dengan Multiplexer ALSTOM maka dari itu Multiplexer yang saling berhadapan harus sama merknya.



sumber : 
"TELAAF STAF PLN, On The Job Training Berbasisi Resiko, Asep Dwi Setiawan, 2015"

Semoga bermanfaat guysss :) ..... Thanks You

Read more...